Penelitian Oxford: Otak Manusia Mempengaruhi Proses Kesembuhan Penyakit

Pesimisme seorang pasien terhadap kesembuhan penyakitnya bisa memengaruhi cara kerja dan keampuhan obat-obatan yang tengah dikonsumsi. Hal itu terungkap dalam penelitian tim dari Science Translation Medicine dari Oxford University.
Tim ahli meneliti dengan cara mengoleskan sejumlah senyawa panas ke kaki 22 pasien. Mereka diminta meranking rasa sakit dengan skala 1-100. Tahap awal, rata-rata pasien memberi skala rasa sakit 66. Tahap kedua, tanpa sepengetahuan pasien, peneliti memasukkan obat penghilang rasa sakit remifentanil. Hasilnya, rata-rata pasien memberi skala 55. Tahap ketiga, ketika mereka diberi tahu mengenai keberadaan obat penghilang rasa sakit, skala yang ddiberikan menurun drastis 39.
"Ternyata otak berperan penting dalam memengaruhi efek obat, lhususnya obat-obatan penghilang rasa sakit," ungkap Prof. Irene Tracey dari Oxford University.

Penelitian tentang HELITOSIS: Bau Mulut Peringkat ke-3 Masalah Gigi

Penelitian telah dilakukan. HELITOSIS atau bau mulut berada di urutan ketiga tertinggi penyebab seseorang datang ke dokter gigi setelah penyakit gigi dan masalah estetis gigi.
Suatu penelitian di Jepang yang dilakukan terhadap 2.672 responden menunjukkan bahwa 6-23 persen subjek menderita bau mulut. Hal ini dibuktikan dengan dijumpainya kadar rata-rata 75 parts per billion (PPB) VSC dalam napas yang keluar dari mulut individu tersebut selama satu hari. Bila data penelitian ini dapat digunakan mewakili prevalensi bau mulut populasi lain, berarti bau mulut juga merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian.
Penelitian lain di Amerika melaporkan bahwa 24 persen manusia di atas 60 tahun mengaku menderita bau mulut.

Penelitian Bayi: Lahir Terlalu Cepat, Tingkatkan Risiko Penyakit Pernapasan

Melahirkan dengan usia janin belum cukup meningkatkan risiko penyakit pernapasan. Bayi itu rentan terinfeksi kendati memiliki bentuk dan fungsi paru-paru yang sempurna. Penelitian membandingkan bayi lahir usia kehamilan 39-41 minggu. Hasilnya, potensi terkena penyakit sindrom pernapasan, gula darah rendah, dan bahkan kematian pada bayi yang lahir pada usia 36-38 minggu lebih tinggi. "Ibu hamil sebaiknya melahirkan minimal pada usia kehamilan 39 minggu," kata dokter Yu Ming Victor Fang, peneliti Rumah Sakit Connecticut, AS.

Penelitian akan Alkohol: Sebabkan 4% Kematian di Dunia

Penelitian dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan sekitar 4% kematian di seluruh dunia disebabkan oleh alkohol. Angka itu lebih besar ketimbang AIDS, tuberkolusis, dan kematian yang disebabkan kejahatan manusia.
Dalam laporan bertajuk 'Global Status Report on Alcohol, anda Health' disebutkan bahwa sekitar 2,5 juta orang meninggal dunia akibat alkohol setiap tahunnya. Mereka umumnya kalangan laki-laki berusia 15-59 tahun.
Menenggak alkohol telah menjadi tren di kalangan masyarakat perkotaan di berbagai negara. Parahnya, peningkatan konsumsi ini tidak dibarengi dengan kebijakan pengawasan yang memadai. Mayoritas pemerintah mengabaikan peraturan soal konsumsi alkohol.
Berdasarkan penelitian, alkohol menjadi faktor pemicu 60 tipe penyakit diantaranya liver, epilepsi, kanker, dan penyebab kecelakaan lalu lintas dan tindak kejahatan.
Pada Mei tahun lalu, menteri kesehatan dari 193 negara anggota WHO sepakat menaikkan pajak dan memperketat peraturan distribusi produk minuman beralkohol. Hal itu sebagai bagian dalam upaya menekan penyalahgunaan alkohol yang berakibat fatal.

Hati-hati!! Menurut Penelitian, Diet Soda Tidak Menurunkan Stroke

Para ilmuwan dari Fakultas Kedokteran Universitas Miami, Amerika Serikat, menemukan bahwa diet soda tidak hanya mengurangi jumlah kalori dalam tubuh, tapi juga mengurangi resiko terkena serangan stroke.
Ketua penelitian Hannah Gardenner memaparkan, pasien yang mengonsumsi satu kaleng soda setiap hari bisa menaikkan tekanan darah, naiknya kandungan triglycerid dalam darah, naiknya kolesterol, dan menyebarkan pinggang yang memicu stroke.
Asupa soda yang kecil namun dikonsumsi setiap hari sama bahayanya dengan asupan soda tinggi yang dikonsumsi secara tidak teratur. "Dari pasien yang kami periksa, pasien yang sama sekali tidak mengonsumsi soda mengalami penurunan potensi stroke 61%," tutur Gardenner, ketua tim penelitian.

Obesitas Tingkatkan Kemungkinan Kanker Payudara 40%, Penelitian Inggris

Obesitas atau kelebihan berat badan diketahui meningkatkan resiko kanker payudara hingga 30%. Demikian hasil penelitian Pusat Penelitian Kanker Inggris baru-baru ini.
Menurut penelitian itu, lemak tubuh yang berlebihan bisa meningkatkan kadar hormon pencetus kanker, seperti hormon estrogen dan insulin yang diproduksi oleh jaringan lemak. Obesitas juga memengaruhi kinerja tubuh dalam memproses lemak dan gula serta berdampak buruk pada sistem kekebalan tubuh. Direktur Pusat Penelitian Kanker Inggris, Prof Sir Mike Richards, mengatakan saat ini satu dari delapan perempuan beresiko mengidap kanker payudara. Berdasarkan hasil penelitiannya, jumlah pengidap kanker payudara di Inggris meningkat 3,5% dalam kurun waktu 10 tahun, yakni dari 42 ribu kasus pada 1999 menjadi 47 ribu pada 2008.
"Risiko kanker payudara juga semakin meningkat seiring bertambahnya umur. Risiko paling tinggi ada pada perempuan berusia 50-69 tahun'" ujarnya. Olah raga dan konsumsi makanan sehat bisa menurunkan risiko kanker payudara.
Sumber: BBC News

Rekam Medis Ibu yang Pernah Menderita Stroke

Rekam medis ibu yang pernah menderita stroke bisa membantu memprediksi peluang anak perempuannya terkena penyakit jantung. "Hasil penelitian kami mengungkapkan rekam medis stroke pada ibu berhubungan dengan penyakit jantung pada anak," ungkap Dr. Amivita Banerje, ketua peneliti dari Unit Penelitian dan Pencegahan Stroke University of Oxford, Inggris.
Penelitian rekam medis ibu ini dilakukan terhadap 2.210 laki-laki dan perempuan yang pernah stroke atau serangan jantung. Hasilnya, lebih dari 24% partisipan yang pernah menderita penyakit jantung ternyata memiliki rekam medis ibu yang pernah menderita stroke.
Kemudian, jumlah partisipan perempuan yang mempunyai penyakit jantung dua kali lipat lebih tinggi pada mereka yang memiliki rekam medis ibu penderita stroke ketimbang mereka yang memiliki rekam medis ayah penderita stroke.
"Disamping faktor lingkungan dan kebiasaan, gen ternyata berkontribusi sebagai salah satu faktor pemicu serangan jantung," ujar Banerjee.

Cara Berbicara Mempengaruhi Usia Hubungan

Cara berbicara mempengaruhi usia hubungan.
Mereka memiliki cara berbicara yang setipe mampu mempengaruhi usia hubungan.
Tim yang diketuai James Pennebaker dari Fakultas Psikologi Universitas Texas, AS, meneliti 20 pasangan dalam dua tes. Pertama, pasangan berkencan selama 4 menit dan semua obrolan mereka direkam.
Hasilnya hampir semua pasangan membicarakan topik yang sama dan memiliki cara berbicara dan aksen yang mirip dan tidak didengarnya nada kebosanan.
Tes kedua, pasangan melakukan pembicaraan setiap hari di dunia maya selama 10 hati. Hampir 80% dari pasangan yang menulis dengan gaya yang mirip masih mampu mempertahankan kencan mereka hingga tiga bulan kemudian.
"Ini sering dilupakan orang, bahwa cara berbicara mempengaruhi usia hubungan dan bahkan menulis bisa membuat orang tertarik atau bosan terhadap orang lain. Ini penting untuk mempertahankan hubungan, terutama pernikahan," kata Pennebaker, ketua tim penelitian

Lemak, Gula, dan Makanan Instan Turunkan Kecerdasan Anak


Lemak, gula, dan makanan instan turunkan kecerdasan anak.
Penelitian terbaru yang dilakukan University of Bristol menemukan adanya hubungan erat antara jenis makanan dan tingkat kecerdasan anak. Penelitian dilakukan terhadap 3.366 bayi yang lahir pada 1991 dan 1992. Para orang tua diminta menjawab pertanyaan seputar jenis makanan yang dikonsumsi anak mereka pada usia 3, 4, 7, dan 8.5 tahun. Tingkat kecerdasan anak kemudian diukur dengan menggunakan metode Wechsler Inteligence Scale for Children saat mereka berusia 8.5 tahun.
Hasilnya, makanan lemak, gula, dan makanan instan diketahui bisa menurunkan tingkat kecerdasan anak. Sebaliknya, makanan kaya vitamin dan nutrisi bisa meningkatkan kecerdasan mereka. Pengaruh ini sangat signifikan khususnya pada tiga tahun pertama awal kehidupan mereka. Pasalnya, saat itu otak anak berkembang sangat cepat.
"Kami menemukan bukti yang menunjukkan tingginya konsumsi makanan berlemak, gula, dan makanan instan sejak dini bisa menurunkan tingkat kecerdasan anak seiring pertambahan usia mereka," ungkap peneliti Kate Northstone.

Pernikahan Bermanfaat Bagi Kesehatan

Pernikahan bermanfaat bagi kesehatan
Penelitian yang dipimpin David Gallacher dari Fakultas Psikologi Univ. Cardiff di Wales Inggris, mengungkapkan rata-rata orang yang menikah hidup mereka lebih lama. Pada perempuan, pernikahan dapat meningkatkan kesehatan mental. Sedangkan para pria, pernikahan membuat kesehatan fisik meningkat. Dengan begitu menjadi kombinasi keseimbangan bagi sebuah pasangan yang menikah.
Untuk membuktikan pernikahan bermanfaat bagi kesehatan, sebuah polling mereka lakukan terhadap 100 pasangan yang menikah. Pernyataan diberikan kepada partisipan terkait dengan kondisi pernikahan dan kesehatan fisik dan mental mereka.
Sebesar 52% partisipan mengalami peningkatan kesehatan mental dan fisik karena mampu berbagi semua permasalahan mereka termasuk keuangan, karier, dan kehidupan sosial serta kesehatan pribadi. Terbukti bahwa pernikahan bermanfaat bagi kesehatan.

Olahraga Meningkatkan Daya Ingat

Olahraga meningkatkan daya ingat.
Para peneliti dari Universitas Pittsburgh, AS, telah peneliti 120 partisipan berusia diatas 50 tahun. Partisipan dibagi dua, kelompok pertama berolahraga selama 40 menit per hari sebanyak 3 hari dalam seminggu. Kelompok kedua tidak melakukan olahraga berjalan dan lainnya. Uji coba olahraga dilakukan selama enam bulan.
Hasilnya, kelompok pertama yang melakukan olahraga menunjukan peningkatan dalam volume kiri dan kanan hippocampus 2,12% dari kondisi awal. Sedangkan kelompok kedua, volume hippocampus kiri dan kanan turun sekitar 1,40%.
"Minimal berolahraga teratur selama 6 bulan dapat meningkatkan daya ingat yang kian menurun seiring dengan bertambahnya usia seseorang," jelas ketua penelitian, Kirk Erickson. Terbukti bahwa olahraga meningkatkan daya ingat.

Susu Dari Payudara Ibu Kuatkan Tulang Kaki


Susu dari payudara ibu kuatkan tulang kaki. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa anak yang mendapat air susu dari payudara ibu memiliki tulang kaki yang lebih kuat dari anak yang tidak mendapat susu dari payudara ibu.
Ketua penelitian Enrique Garcia Artero dari Univ. Granada mengatakan penelitiannya melibatkan 567 partisipan. Mereka ditanya mengenai konsumsi susu dari payudara ibu yang diperoleh ketika masih bayi. Kemudian mereka diuji melakukan kegiatan fisik seperti senam aerobik dan beberapa kegiatan yang menggunakan tulang kaki.
Hasilnya, pastisipan yang mendapat susu dari payudara ibu memiliki kekuatan tulang kaki yang lebih baik. Bahkan partisipan yang memperoleh susu dari payudara ibu lebih eksklusif, yakni selama dua tahun, memiliki kekuatan tulang paling prima. Selain itu, mereka yang mendapat susu dari payudara ibu selama satu tahun memiliki daya imun yang baik terhadap alergi, penyakit kulit, obesitas, dan diabetes.
Bahkan, bagi ibu yang menyusui, memberikan susu dari payudaranya kepada anaknya bermanfaat mengurangi risiko terkena kanker payudara. Jadi banyak-banyaklah minum susu dari payudara ibumu.
Sumber Sciencedaily.

Olahraga di Alam Terbuka Lebih Menyehatkan

Telah dilakukan penelitian di Peninsula College of Medicine and Dentistry mengenai olahraga
Penelitian tersebut berakhir dengan thesis bahwa berolahraga di alam terbuka lebih menyehatkan dan lebih memberikan manfaat yang lebih besar bagi kesehatan fisik dan mental seseorang.
Penelitian ini dilakukan terhadap 833 orang dewasa untuk membandingkan manfaat yang diperoleh partisipan yang berolahraga di alam terbuka dengan mereka yang berolahraga di ruangan tertutup.
Hasilnya, ternyata mayoritas partisipan yang berolahraga di alam terbuka memiliki kesehatan mental lebih baik ketimbang mereka yang kerap berolahraga di ruangan tertutup. Olahraga di alam terbuka memicu perasaan damai dan bisa tingkatkan energi positif seseorang. Semua perasaan tenang olahraga di alam terbuka tersebut selaras dengan penurunan tekanan darah, rasa marah, dan depresi.
"Partisipan juga mengaku lebih senang dan puas dengan melakukan olahraga di alam terbuka dan ingin melakukannya secara rutin" Ujar ketua tim peneliti: Dr. Jo Thompson Coon.

Antioksidan Kopi Mengurangi Penuaan Dini


Antioksidan kopi mengurangi penuaan dini. Begitulah kata ilmuwan makanan (terutama kopi) dari Universitas British Columbia yang telah menemukan rahasia senyawa kimia antioksidan kopi yang melewati pembakaran sempurna. Pimpinannya, Yazheng Liu, mengatakan bahwa minum kopi yang melewati pembakaran sempurna memberikan antioksidan kopi yang baik untuk kondisi kesehatan terlebih mengurangi penuaan dini.
Pak Liu ini menganalisis campuran antara kandungan antioksidan kopi yang diproduksi selama proses pembakaran sempurna biji kopi (biasanya disebut reaksi maillard). "Suhu api memengaruhi antioksidan kopi. Sehingga kandungan dalam kopi termasuk kandungan antioksidan kopi keluar semua," katanya.
Selama ini kandungan antioksidan kopi dipercaya dapat membantu metabolisme tubuh dan juga mengurangi senyawa radikal sehingga dapat menunda proses penuaan kulit seseorang," kata Pak Liu. Pak Liu menganjurkan untuk memproduksi bubuk kopi dan biji kopi dengan cara membakar, memanggang, maupun menggoreng tanpa minyak dengan suhu api tinggi hingga melewati pembakaran sempurna dan memaksimalkan kandungan antioksidan kopi. Setelah itu biji kopi dapat digiling atau ditumbuk menjadi bubuk kopi yang memiliki kandungan antioksidan tinggi tanpa asam klorojenic, baru kita bisa santai cangkruk di warung kopi.
Pasang Iklan Murah Pasang Iklan Murah Pasang Iklan Murah Pasang Iklan Murah
Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS