Karena tidak harus menghadapi UN besok, jadi saya dan keluarga jalan-jalan lagi setelah sekian lama tidak pernah jalan-jalan bareng. Tujuan kali ini lumayan jauh, yaitu di Desa Belulang, Penebel, Tabanan, Bali.
Konon kata bapak saya (bahasa apaan tu?), di desa tersebut terdapat sebuah mata air panas yang tentunya mengandung belerang. Karena belum pernah ke air panas mana pun, jadi tanpa basa-basi saya langsung ikut saja. Mumpung hari minggu dan tidak ada kegiatan.
Jujur saja ya, perjalanan menuju sumber mata air panas itu sangat membosankan. Selain karena beberapa kali tersesat salah jalan, jalanan yang kami lalui tidak selalu mulus bahkan bisa dikatakan cukup extreme. Mulai dari jalanan desa yang sempit dan rusak hingga jalanan di tengah sawah yang cukup curam.
Tapi, semua itu terbayarkan setelah kami sampai disana. Kalau tidak salah namanya, Objek Wisata Air Panas Belulang. Disana juga ada Pura yang namanya Pura Batu Panes (maaf kalau salah). Bisa ditebak dong kenapa namanya kayak gitu??
Sampai disana, bayar tiket masuk dulu. Objek wisata tersebut dikelola oleh warga sekitar, tapi cukup terawat kok dari segi keamanan dan kebersihannya.
Terdapat sebuah kolam besar, yang airnya tidak begitu panas. Kolam kecil yang airnya cukup hangat dan 6 buah pancoran. Kalau dari peraturan yang tertera disana, 3 pancoran ditujukan untuk laki-laki dan yang lain untuk perempuan. Serta ada larangan, kalau di kolam kecil tidak boleh laki-laki dan perempuan bersamaan.
Oh ya, air panas di tempat tersebut tidak berbau belerang sama sekali walaupun mengandung belerang. Dan warnanya agak kemerahan karena ternyata mengandung besi yang cukup banyak. Sumbernya berasal dari sumber mata air panas yang berada di tengah Pura Beji yang kemudian dialirkan ke kolam-kolam.
Sayangnya, saat sedang asyikberenang berendam, hujan turun dan cukup deras. Tapi, untunglah masih ada pohon-pohon yang rimbun sehingga saya sendiri masih bisa asyik berendam. hahaha...
Ini adalah sebuah surga yang masih perawan, ditengah-tengah hamparan sawah yang sangat jauh dari jalan raya yang ramai. Jadi, kalau kalian berkunjung ke Bali. Jangan hanya pantai Kuta, Sanur, Nusa Dua atau Ubud. Cobalah cari surga-surga perawan seperti mata air panas di Desa Belulang, Tabanan.
Tapi, sampai kapankah tempat tersebut akan jadi perawan? Dalam beberapa tahun saja, di sekitarnya akan dipenuhi hotel, penginapan dan villa. Tapi, semoga saja tidak dan saat saya kembali bersama keluarga saya suatu hari nanti, tempat itu masih seperti sekarang, sebuah surga yang masih perawan di tengah hamparan sawah menghijau.
Tapi, semua itu terbayarkan setelah kami sampai disana. Kalau tidak salah namanya, Objek Wisata Air Panas Belulang. Disana juga ada Pura yang namanya Pura Batu Panes (maaf kalau salah). Bisa ditebak dong kenapa namanya kayak gitu??
Sampai disana, bayar tiket masuk dulu. Objek wisata tersebut dikelola oleh warga sekitar, tapi cukup terawat kok dari segi keamanan dan kebersihannya.
Terdapat sebuah kolam besar, yang airnya tidak begitu panas. Kolam kecil yang airnya cukup hangat dan 6 buah pancoran. Kalau dari peraturan yang tertera disana, 3 pancoran ditujukan untuk laki-laki dan yang lain untuk perempuan. Serta ada larangan, kalau di kolam kecil tidak boleh laki-laki dan perempuan bersamaan.
Oh ya, air panas di tempat tersebut tidak berbau belerang sama sekali walaupun mengandung belerang. Dan warnanya agak kemerahan karena ternyata mengandung besi yang cukup banyak. Sumbernya berasal dari sumber mata air panas yang berada di tengah Pura Beji yang kemudian dialirkan ke kolam-kolam.
Sayangnya, saat sedang asyik
Ini adalah sebuah surga yang masih perawan, ditengah-tengah hamparan sawah yang sangat jauh dari jalan raya yang ramai. Jadi, kalau kalian berkunjung ke Bali. Jangan hanya pantai Kuta, Sanur, Nusa Dua atau Ubud. Cobalah cari surga-surga perawan seperti mata air panas di Desa Belulang, Tabanan.
Tapi, sampai kapankah tempat tersebut akan jadi perawan? Dalam beberapa tahun saja, di sekitarnya akan dipenuhi hotel, penginapan dan villa. Tapi, semoga saja tidak dan saat saya kembali bersama keluarga saya suatu hari nanti, tempat itu masih seperti sekarang, sebuah surga yang masih perawan di tengah hamparan sawah menghijau.
0 komentar:
Posting Komentar